Sabtu, 05 Oktober 2013

Selasa, 18 Januari 2011

Penyebab Serangan Jantung Dan Antisipasi Serangan Jantung

Apa yang dimaksud Serangan Jantung ?

Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke suatu bagian otot jantung terhalang. Jika aliran darah tidak bisa diperbaiki dengan cepat, bagian dari jantung tersebut akan rusak karena kekurangan oksigen dan bisa mengakibatkan kematian.
Serangan jantung adalah pembunuh utama baik terhadap pria maupun wanita. Tapi untungnya, sekarang banyak cara penyembuhan serangan jantung yang bisa menyelamatkan nyawa dan mencegah cacat. Perawatan sangat efektif jika dimulai jarak 1 jam setelah awal gejala.
Serangan Jantung sering terjadi karena sebuah kondisi yang biasa disebut Coronary Artery Disease (CAD). Pada keadaan CAD, sekumpulan lemak yang disebut plak menumpuk selama bertahun-tahun pada bagian dalam arteri koroner (bagian arteri yang mensuplai darah dan oksigen ke jantung). Pada akhirnya, areal plak tadi menumpuk dan menghalangi aliran darah.
Jantung dan Pemyempitan Arteri Jantung
Jantung dan Pemyempitan Arteri Jantung
Gambar Jantung dengan jaringan otot yg rusak dan arteri yang tersumbat.
Saat terjadi serangan jantung, jika halangan pada arteri koroner tidak di rawat secepatnya, otot jantung akan mulai mati dan digantikan dengan bekas luka. Kerusakan pada jantung ini tidak terlalu terlihat, tetapi akan menjadi masalah yang berlangsung lama.
Beberapa masalah yang bisa dihubungkan dengna serangan jantung adalah gagal jantung dan life -threatening arrhythmias (detak jantung tidak normal). Gagal Jantung adalah sebuah kondisi dimana jantung tidak dapat memompakan darah yang cukup ke seluruh tubuh.
Tindakan cepat terhadap tanda-tanda serangan jantung akan menyelamatkan nyawa anda dan mengurangi bahaya terhadap jantung anda. Perawatan sangat efektif ketika dimulai dalam satu jam pada awal gejala terdeteksi.

Tanda-tanda dan gejala yang biasa terjadi sebelum serangan jantung adalah :

  1. Rasa sakit pada dada, rasa seperti tertekan, seperti diremas, sakit pada daerah tengah dada yang bisa terasa kuat atau ringan. Rasa sakit ini berlangsung beberapa menit kemudian hilang dan kembali lagi.
  2. Rasa nyeri di salah satu atau ke dua tangan, pungung, leher, rahang atau perut.
  3. Pernafasan terasa pendek yang berlangsung saat rasa sakit didada atau setelahnya.
  4. Tanda lainnya termasuk nausea (rasa sakit di perut), pusing atau pingsan, sering berkeringat dingin.

Jika Anda atau orang di dekat anda ada yg mengalami gejala sakit jantung, lakukanlah hal berikut :

  1. Telepon ambulan saat tanda-tanda mulai muncul.
  2. Jika gejala hilang dalam waktu kurang dari 5 (lima) menit, segera hubungi dokter anda.
  3. Usahakan menggunakan ambulan saat korban diantar ke rumah sakit, pada ambulan biasanya sudah disiapkan peralatan pertolongan pertama terhadap serangan jantung.
  4. Minum pil nitroglycerin dari dokter anda sesuai resep jika anda sudah dinyatakan punya sakit jantung.
Setiap tahun sekitar 1,1 juta orang di Amerika terkena serangan jantung, dan sebagian meniggal. Serangan Jantung adalah pembunuh utama baik pria maupun wanita di Amerika.
Solusi Sakit Jantung dengan cara alami
Jika anda merasakan gejala seperti diatas, segeralah melakukan berbagai pencegahan dan perawatan.  Serangan jantung dapat membunuh hanya dalam waktu kurang dari satu jam.

Cara Antisipasi SeranganAngin Duduk

by: Miyati Burhan
Tak jelas di mana duduknya, istilah "angin duduk" sudah menjadi milik publik. Namun bukan sembarangan duduk, sebab ini kiasan awam belaka yang dokter wajib cari tahu apa yang dimaksud. Tentu supaya jelas duduk soalnya. Lalu apa "angin duduk" itu sebetulnya?

Seperti ihwal masuk angin, nosologi "angin duduk" belum masuk buku teks. Namun angin yang duduk ini lebih berbahaya dibandingkan dengan angin yang masuk. Soalnya, ia identik dengan serangan jantung. Nah, yang namanya serangan jantung bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Sering selagi mengedan di  kamar kecil. Tak jarang sewaktu di meja makan. Ada juga yang lagi asyik di kamar hotel ketika "berduel" bukan dengan istri sendiri alias berzina, na'uzubillahminalzina....

Tidak semua serangan jantung berkategori "angin duduk". Hanya serangan yang langsung membuat jantung kelenger yang boleh disebut "angin duduk". Sering-sering tak tertolong. Mengapa? Selain serbuannya sangat mendadak, serangannya terbilang garang. Jantung diberi makan dari koroner. Jika ada cabang koroner jantung yang tersumbat nyaris total, jantung semaput dan terancam berhenti bekerja. Bila terlambat ditolong, korban akan permisi pindah ke alam kubur.

Penyumbatan pembuluh koroner terjadi bila lipid (kolesterol dan trigliserida) darah terus meninggi. Tentu ini bukan proses sesaat. Rata-rata sudah berawal sejak usia muda. Bisa  jadi sejak masa kanak-kanak jika anak dibiarkan gembrot. Bila lemak darah tetap tinggi, setiap tahun sumbatan koroner bertambah 2%. Cuma butuh 25 tahun untuk menyumbat separuhnya. Koroner yang tersumbat akan mengurangi pasokan oksigen ke otot jantung. Kekurangan oksigen bikin otot jantung menjerit. Nyari dada merupakan manifestasi jeritan jantung.

Nyeri dada "angina" awalnya hanya beberapa  detik saja. Durasi nyeri dada berikutnya semakin panjang. Itu menunjukkan proses penyumbatan koroner berlanjut terus. Sederhana saja kebanyakan perjalanan penyakit jantung koroner. Cuma soal waktu. Begitu sumbatan koroner sudah nyaris total, sekali tendang langsung KO.

Beruntung jika perjalanan penyakit jantung koronernya diperingatkan oleh "angina pectoris" dulu. Kita bisa bersikap lebih waspada, dan melakukan langah pencegahan agar kejadian serangan jantung koroner sekaliber "angin duduk" bisa digagalkan. Caranya, ya dengan menghapus semua faktor resiko pemicu jantung koroner. Lemak darah dinormalkan, kencing manis dikontrol, darah tinggi diturunkan, berat badan dibikin ideal, banyak bergerak badan, tidak merokok, diet rendah lemak, batasi garam dapur, dan jauhkan dari cemaran stres. Terakhir namun jangan dilupakan: hiduplah dengan lebih rileks dan tawakkal mendekatkan diri kepada Allah subhanahuwata'ala.

Namun, tidak semua yang koronernya tersumbat merasakan nyeri dada. Misalnya pada pengidap kencing manis dengan jantung koroner. Ini tergolong silent ischemic. Bisa dibayangkan, dengan peringatan saja sudah berbahaya, apalagi tanpa merasakan nyeri dada. Tiba-tiba saja sumbatannya sudah total, dan berakibat fatal.

Serangan "angin duduk" sering dikeluhkan seperti "masuk angin". Orang minta dikeroki, dibalur minyak angin, dipijat atau  minta minum yang hangat. Padahal waktu untuk menolongnya amatlah singkat. Untuk kasus "angin duduk" waktu yang tesedia untuk menyelamatkan jantung tak lebih dari 15 menit. Maka seharusnya korban langsung diusung ke rumah sakit. Sekurang-kurang-nya beri tablet aspirin sekadar menjadikan darah lebih encer sebelum tiba di rumah sakit.

Sumbatan koroner bukan hanya oleh "kerak lemak" pada dindingnya. Aliran darah koroner diperburuk oleh darah yang mengental, atau gumpalan lemak dan bekuan darah kiriman dari luar jantung. Maka selain menormalkan lemak darah, perlu juga mengencerkan darah. Yang pernah mengalami angina, atau beresiko koronernya tersumbat, darahnya tidak boleh kental. Untuk itu jangan sampai kurang minum, dan rutin minum tablet aspirin.

Datangi lab secara berkala untuk memeriksa kekentalan darah. Untuk menjaga derasnya aliran darah koroner, tensi darah jangan sampai anjlok. Kerja jantung di jaga tetap ajeg. Berhati-hati jika memiliki tubuh tergolong pendek. Semakin pendek tinggi badan semakin kecil penampang koroner. Semakin kecil koroner, semakin besar resiko tersumbat. (dr. Hendrawan Nadesul, di Jakarta - Intisari 526). ***

Miyati Burhan
adalah seorang dokter jantung yang tinggal di kota Muaro Bungo, Jambi. Sehari-hari bekerja sebagai dokter tidak membuat dr. Miyati ketinggalan membaca sebagai hobinya. Penyuka bunga dan bonsai ini bisa Anda kunjungi via facebook atau via blog di: http://fewmorepages.blogspot.com/

by: Miyati Burhan Tak jelas di mana duduknya, istilah "angin duduk" sudah menjadi milik publik. Namun bukan sembarangan duduk, sebab ini kiasan awam belaka yang dokter wajib cari tahu apa yang dimaksud. Tentu supaya jelas duduk soalnya. Lalu apa "angin duduk" itu sebetulnya? Seperti ihwal masuk angin, nosologi "angin duduk" belum masuk buku teks. Namun angin yang duduk ini lebih berbahaya dibandingkan dengan angin yang masuk. Soalnya, ia identik dengan serangan jantung. Nah, yang namanya serangan jantung bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Sering selagi mengedan di kamar kecil. Tak jarang sewaktu di meja makan. Ada juga yang lagi asyik di kamar hotel ketika "berduel" bukan dengan istri sendiri alias berzina, na'uzubillahminalzina.... Tidak semua serangan jantung berkategori "angin duduk". Hanya serangan yang langsung membuat jantung kelenger yang boleh disebut "angin duduk". Sering-sering tak tertolong. Mengapa? Selain serbuannya sangat mendadak, serangannya terbilang garang. Jantung diberi makan dari koroner. Jika ada cabang koroner jantung yang tersumbat nyaris total, jantung semaput dan terancam berhenti bekerja. Bila terlambat ditolong, korban akan permisi pindah ke alam kubur. Penyumbatan pembuluh koroner terjadi bila lipid (kolesterol dan trigliserida) darah terus meninggi. Tentu ini bukan proses sesaat. Rata-rata sudah berawal sejak usia muda. Bisa jadi sejak masa kanak-kanak jika anak dibiarkan gembrot. Bila lemak darah tetap tinggi, setiap tahun sumbatan koroner bertambah 2%. Cuma butuh 25 tahun untuk menyumbat separuhnya. Koroner yang tersumbat akan mengurangi pasokan oksigen ke otot jantung. Kekurangan oksigen bikin otot jantung menjerit. Nyari dada merupakan manifestasi jeritan jantung. Nyeri dada "angina" awalnya hanya beberapa detik saja. Durasi nyeri dada berikutnya semakin panjang. Itu menunjukkan proses penyumbatan koroner berlanjut terus. Sederhana saja kebanyakan perjalanan penyakit jantung koroner. Cuma soal waktu. Begitu sumbatan koroner sudah nyaris total, sekali tendang langsung KO. Beruntung jika perjalanan penyakit jantung koronernya diperingatkan oleh "angina pectoris" dulu. Kita bisa bersikap lebih waspada, dan melakukan langah pencegahan agar kejadian serangan jantung koroner sekaliber "angin duduk" bisa digagalkan. Caranya, ya dengan menghapus semua faktor resiko pemicu jantung koroner. Lemak darah dinormalkan, kencing manis dikontrol, darah tinggi diturunkan, berat badan dibikin ideal, banyak bergerak badan, tidak merokok, diet rendah lemak, batasi garam dapur, dan jauhkan dari cemaran stres. Terakhir namun jangan dilupakan: hiduplah dengan lebih rileks dan tawakkal mendekatkan diri kepada Allah subhanahuwata'ala. Namun, tidak semua yang koronernya tersumbat merasakan nyeri dada. Misalnya pada pengidap kencing manis dengan jantung koroner. Ini tergolong silent ischemic. Bisa dibayangkan, dengan peringatan saja sudah berbahaya, apalagi tanpa merasakan nyeri dada. Tiba-tiba saja sumbatannya sudah total, dan berakibat fatal. Serangan "angin duduk" sering dikeluhkan seperti "masuk angin". Orang minta dikeroki, dibalur minyak angin, dipijat atau minta minum yang hangat. Padahal waktu untuk menolongnya amatlah singkat. Untuk kasus "angin duduk" waktu yang tesedia untuk menyelamatkan jantung tak lebih dari 15 menit. Maka seharusnya korban langsung diusung ke rumah sakit. Sekurang-kurang-nya beri tablet aspirin sekadar menjadikan darah lebih encer sebelum tiba di rumah sakit. Sumbatan koroner bukan hanya oleh "kerak lemak" pada dindingnya. Aliran darah koroner diperburuk oleh darah yang mengental, atau gumpalan lemak dan bekuan darah kiriman dari luar jantung. Maka selain menormalkan lemak darah, perlu juga mengencerkan darah. Yang pernah mengalami angina, atau beresiko koronernya tersumbat, darahnya tidak boleh kental. Untuk itu jangan sampai kurang minum, dan rutin minum tablet aspirin. Datangi lab secara berkala untuk memeriksa kekentalan darah. Untuk menjaga derasnya aliran darah koroner, tensi darah jangan sampai anjlok. Kerja jantung di jaga tetap ajeg. Berhati-hati jika memiliki tubuh tergolong pendek. Semakin pendek tinggi badan semakin kecil penampang koroner. Semakin kecil koroner, semakin besar resiko tersumbat. (dr. Hendrawan Nadesul, di Jakarta - Intisari 526). *** Miyati Burhan adalah seorang dokter jantung yang tinggal di kota Muaro Bungo, Jambi. Sehari-hari bekerja sebagai dokter tidak membuat dr. Miyati ketinggalan membaca sebagai hobinya. Penyuka bunga dan bonsai ini bisa Anda kunjungi via facebook atau via blog di: http://fewmorepages.blogspot.com/by: Miyati Burhan Tak jelas di mana duduknya, istilah "angin duduk" sudah menjadi milik publik. Namun bukan sembarangan duduk, sebab ini kiasan awam belaka yang dokter wajib cari tahu apa yang dimaksud. Tentu supaya jelas duduk soalnya. Lalu apa "angin duduk" itu sebetulnya? Seperti ihwal masuk angin, nosologi "angin duduk" belum masuk buku teks. Namun angin yang duduk ini lebih berbahaya dibandingkan dengan angin yang masuk. Soalnya, ia identik dengan serangan jantung. Nah, yang namanya serangan jantung bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Sering selagi mengedan di kamar kecil. Tak jarang sewaktu di meja makan. Ada juga yang lagi asyik di kamar hotel ketika "berduel" bukan dengan istri sendiri alias berzina, na'uzubillahminalzina.... Tidak semua serangan jantung berkategori "angin duduk". Hanya serangan yang langsung membuat jantung kelenger yang boleh disebut "angin duduk". Sering-sering tak tertolong. Mengapa? Selain serbuannya sangat mendadak, serangannya terbilang garang. Jantung diberi makan dari koroner. Jika ada cabang koroner jantung yang tersumbat nyaris total, jantung semaput dan terancam berhenti bekerja. Bila terlambat ditolong, korban akan permisi pindah ke alam kubur. Penyumbatan pembuluh koroner terjadi bila lipid (kolesterol dan trigliserida) darah terus meninggi. Tentu ini bukan proses sesaat. Rata-rata sudah berawal sejak usia muda. Bisa jadi sejak masa kanak-kanak jika anak dibiarkan gembrot. Bila lemak darah tetap tinggi, setiap tahun sumbatan koroner bertambah 2%. Cuma butuh 25 tahun untuk menyumbat separuhnya. Koroner yang tersumbat akan mengurangi pasokan oksigen ke otot jantung. Kekurangan oksigen bikin otot jantung menjerit. Nyari dada merupakan manifestasi jeritan jantung. Nyeri dada "angina" awalnya hanya beberapa detik saja. Durasi nyeri dada berikutnya semakin panjang. Itu menunjukkan proses penyumbatan koroner berlanjut terus. Sederhana saja kebanyakan perjalanan penyakit jantung koroner. Cuma soal waktu. Begitu sumbatan koroner sudah nyaris total, sekali tendang langsung KO. Beruntung jika perjalanan penyakit jantung koronernya diperingatkan oleh "angina pectoris" dulu. Kita bisa bersikap lebih waspada, dan melakukan langah pencegahan agar kejadian serangan jantung koroner sekaliber "angin duduk" bisa digagalkan. Caranya, ya dengan menghapus semua faktor resiko pemicu jantung koroner. Lemak darah dinormalkan, kencing manis dikontrol, darah tinggi diturunkan, berat badan dibikin ideal, banyak bergerak badan, tidak merokok, diet rendah lemak, batasi garam dapur, dan jauhkan dari cemaran stres. Terakhir namun jangan dilupakan: hiduplah dengan lebih rileks dan tawakkal mendekatkan diri kepada Allah subhanahuwata'ala. Namun, tidak semua yang koronernya tersumbat merasakan nyeri dada. Misalnya pada pengidap kencing manis dengan jantung koroner. Ini tergolong silent ischemic. Bisa dibayangkan, dengan peringatan saja sudah berbahaya, apalagi tanpa merasakan nyeri dada. Tiba-tiba saja sumbatannya sudah total, dan berakibat fatal. Serangan "angin duduk" sering dikeluhkan seperti "masuk angin". Orang minta dikeroki, dibalur minyak angin, dipijat atau minta minum yang hangat. Padahal waktu untuk menolongnya amatlah singkat. Untuk kasus "angin duduk" waktu yang tesedia untuk menyelamatkan jantung tak lebih dari 15 menit. Maka seharusnya korban langsung diusung ke rumah sakit. Sekurang-kurang-nya beri tablet aspirin sekadar menjadikan darah lebih encer sebelum tiba di rumah sakit. Sumbatan koroner bukan hanya oleh "kerak lemak" pada dindingnya. Aliran darah koroner diperburuk oleh darah yang mengental, atau gumpalan lemak dan bekuan darah kiriman dari luar jantung. Maka selain menormalkan lemak darah, perlu juga mengencerkan darah. Yang pernah mengalami angina, atau beresiko koronernya tersumbat, darahnya tidak boleh kental. Untuk itu jangan sampai kurang minum, dan rutin minum tablet aspirin. Datangi lab secara berkala untuk memeriksa kekentalan darah. Untuk menjaga derasnya aliran darah koroner, tensi darah jangan sampai anjlok. Kerja jantung di jaga tetap ajeg. Berhati-hati jika memiliki tubuh tergolong pendek. Semakin pendek tinggi badan semakin kecil penampang koroner. Semakin kecil koroner, semakin besar resiko tersumbat. (dr. Hendrawan Nadesul, di Jakarta - Intisari 526). *** Miyati Burhan adalah seorang dokter jantung yang tinggal di kota Muaro Bungo, Jambi. Sehari-hari bekerja sebagai dokter tidak membuat dr. Miyati ketinggalan membaca sebagai hobinya. Penyuka bunga dan bonsai ini bisa Anda kunjungi via facebook atau via blog di: http://fewmorepages.blogspot.com/

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar